Legenda Dewa Harem

Chapter 372: Ciuman di Depan Publik



Apa? Ciuman sebagai hadiah?

Dalam sekejap Randika langsung terbeku di tempat, dia menatap Cindy dan teman-temannya itu.

"Sungguhan?" Randika menatap tajam.

"Tentu saja." Kata semua perempuan itu. "Buat apa kita berkata bohong? Kita mau kok memberimu hadiah."

Cindy menatap teman-temannya itu. Temannya yang pertama tersenyum dan mengangguk, teman keduanya melakukan hal yang sama dan begitu pula yang ketiga.

Dan tentu saja, Cindy yang merupakan yang tercantik itu juga mengangguk kepalanya.

Adrian dan Axel hanya bisa terheran-heran dengan bos mereka ini. Mereka tidak tahu cara apa yang digunakan Randika sampai-sampai semua perempuan itu mau mencium Randika. Randika yang sudah bagaikan berada di atas awan itu segera menjadi bersemangat. "Baiklah kalau begitu, lihatlah kemenanganku dari sini!"

Orang-orang yang mengejek departemen parfum itu menatap Randika yang berjalan dengan gagah berani menuju kolam renang. Wajah Randika yang tersenyum itu membuat mereka jengkel. Tetapi Randika tidak memedulikannya, dia membusungkan dadanya untuk memamerkan otot-ototnya pada Cindy dkk. Namun, tiba-tiba dia terpeleset dan hampir saja tercebur ke dalam.

Hal lucu seperti ini membuat semua orang tertawa dan meremehkan kembali departemen parfum.

"Hahaha kapok!"

"Yakin orang ini jadi wakil kalian? Apa dia bisa berenang?"

"Kenapa kalian repot-repot membantah kalau kalian itu lemah? Sudahlah ngaku saja sekarang sebelum malu."

Inggrid di lain sisi sudah menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

Randika terbatuk dan berusaha tetap terlihat tenang, dia membuka bajunya seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Pada saat yang sama, batch kedua mulai berkumpul di pinggir kolam dan bersiap-siap.

Ketika peluit juri itu berbunyi, semuanya langsung menceburkan diri ke dalam kolam. Tetapi, ada satu sosok yang mengejutkan semua orang!

Orang ini benar-benar cepat, cara berenangnya sudah mirip seekor ikan.

Ketika semua peserta menceburkan diri ke dalam air, setelah beberapa saat mereka akan keluar dan menghirup udara di permukaan. Satu per satu mulai keluar tetapi sosok Randika sama sekali tidak terlihat.

"Iniā€¦ apa orang itu manusia?"

"Dia bisa tahan napas sampai ke tengah kolam?" Semua mata hampir copot dari kantongnya!

"Gila, aku baru tahu ada orang yang bisa menahan napasnya selama itu."

Semua orang yang melihat ini sudah terheran-heran, tetapi kejutannya belum sampai situ saja. Karena Randika yang sekarang berenang bagaikan kapal selam dan melesat dengan cepat!

Kecepatan itu benar-benar luar biasa, bahkan mereka merasa kapal selam kalah cepat!

Apa ini masih bisa disebut olahraga renang?

Yakin kaki Randika tidak dipasangi sebuah mesin?

Semuanya terkejut, karena ketujuh peserta lainnya baru mencapai tengah kolam, tetapi Randika sudah menyentuh ujung dan mulai berenang ke ujung satunya.

"Curang, dia pasti curang!" Kata salah satu orang.

"Sepertinya kakinya itu dipasangi mesin! Atau jangan-jangan dia itu robot!"

"Benar, mana mungkin manusia bisa berenang secepat itu. Seharusnya dia sudah mewakili Indonesia di Olimpiade kalau memang dia benar-benar manusia."

"Bahkan menurutku dia bisa mendapatkan emas bahkan sebelum peserta lainnya berenang!"

"Hahaha perumpamaan apa itu? Alay sekali kamu!"

Di saat semuanya bertanya apakah Randika curang atau tidak, ada satu hal yang mereka sepakati dalam hati mereka yaitu kecepatan renang Randika sangat luar biasa!

Bagi mereka ini sudah bukan kompetisi lagi. Di bawah teror kecepatan Randika yang mengerikan, bisa dikatakan bahwa dia sudah keluar sebagai pemenang. Tetapi bagaimana mungkin seekor monster dibandingkan dengan manusia? Ketujuh peserta ini baru mencapai ujung, sedangkan Randika sudah berenang kembali menuju mereka.

Beri kami napas!

"Pak Randika luar biasa! Aku benar-benar mencintaimu!" Teriak seorang perempuan.

Adrian dan Axel hanya bisa melongo melihatnya, benar-benar keren!

Mereka berdua makin kagum dengan bos mereka satu ini.

Dan orang-orang yang mengejek departemen parfum itu sudah syok setengah mati melihat kejadian ini.

Apa benar dia masih manusia?

Di saat semuanya terheran-heran dan terkejut, sebuah senyuman dapat terlihat di wajah Inggrid.

Tidak lama kemudian, Randika telah menyelesaikan bagiannya dan keluar dari kolam renang. Semua orang menatap dirinya dengan diam yang hanya memakai celana pendek itu. Randika sendiri bingung kenapa mereka semua menatapnya dengan tajam seperti itu.

Para perempuan, melihat otot-otot Randika yang sempurna itu langsung klepek-klepek dan menelan air liur mereka. Belum lagi ketika mereka melihat Randika menyisir rambutnya dengan tangannya, lengan kekarnya itu membuat hati mereka meleleh.

"Luar biasa!"

Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya semua mulai bertepuk tangan.

Dengan kecepatan renang seperti itu, gelar juara dari lomba renang kota Cendrawasih ini tentu akan menjadi milik perusahaan mereka!

Setelah mengambil handuk yang telah disediakan, Randika berjalan menuju tempat Cindy dkk berada.

"Hahaha bagaimana penampilanku? Sesuai perjanjian kita, sini kalian semua." Kata Randika sambil menunjuk bibirnya.

Melihat Randika yang begitu keren tadi, para perempuan ini sudah tidak ragu-ragu lagi dan memberikan Randika ciuman yang hangat.

Bahkan Cindy yang mengusulkan saran ini pertama kali, benar-benar sudah jatuh cinta dan mencium Randika dengan semangat. Kedua lidah mereka bertemu dan bertarung dengan hebatnya.

Oh!

Setelah merasakan lembutnya bibir Cindy, Randika mengangguk puas. Adrian dan Axel hanya bisa menatap iri pada bos mereka itu.

Sebelum ini, Adrian dan Axel naksir dengan Cindy yang merupakan perempuan tercantik di departemen marketing. Mereka tidak menyangka mereka akan kalah dengan bos mereka. Sepertinya mereka harus mencari perempuan lain untuk dikejar.

Setelah berciuman, Cindy berjalan mundur sambil tersenyum. Sekarang perempuan kedua datang untuk menepati janjinya tetapi dia hanya memberikan ciumannya di pipi Randika.

Setelah itu, perempuan ketiga dan keempat melakukan hal yang sama.

Menatap keempat perempuan cantik ini mencium Randika satu per satu, membuat semua laki-laki di tempat ini meraung. Mereka sangat iri dengan Randika!

Pertunjukan Randika ini memberi pukulan telak bagi para jomblo ini.

"Sialan, aku benar-benar iri!"

"Kurang ajar, bisa-bisanya dia pamer di depan publik? Cari kamar sana!"

Inggrid sendiri melihat kejadian ini dengan kedua bola matanya. Dia benar-benar sudah tidak tahu harus bereaksi seperti apa lagi. Merasa sudah muak, dia pergi menuju ruangannya dan meninggalkan masalah seleksi ini ke sekretarisnya.

Randika sendiri merasa puas mendapatkan 4 ciuman dari perempuan cantik. Ketika matanya melirik ke belakang, dia menyadari Inggrid pergi meninggalkan kolam renang.

Sialan, dia lupa kalau istrinya itu masih ada di sini. Sepertinya istrinya itu cemburu dan marah.

Randika dengan cepat mengambil bajunya dan mengganti pakaiannya di ruang ganti. Setelah berpenampilan rapi, dia segera berangkat menuju kantor ruangan Inggrid berada.

Sesampainya di sana, Randika perlahan membuka pintu ruangan tersebut dan melihat sosok istrinya menatap jendela dalam keadaan diam. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu secara mendalam.